Semakin seringnya aku smsan
sama dia, hampir setiap hari. Sampai saatnya, saat aku sms dia. Pada saat itu aku
bilang “Maaf” dia hanya bilang “Iya woles” seenak jidat kan dia berkata seperti
itu dan aku bilang “Beneran?” lalu dia membalas “Ga” ß itu
kata-kata yang sampai detik ini selalu buat aku berpikir dua kali untuk sms
dia.
H-2 menuju UAS ka fauzan bermain bola. Memang pada hari
itu guru-guru sedang rapat membicarakan UAS. Kelas aku yang berada di depan
lapangan, ya otomatis ngeliat dia main bola bersama dengan teman-temannya. Aku,
tari, dan septi duduk di bawah pohon sambil memandanginnya. Gollll… dengan
kerasnya dia berkata seperti itu, dia meloncat ke girangan mana kalah dia memasukan
bola ke gawang. Dia memang sangat jago dalam hal sepak bola.
Saat malam aku ngedenger dari temen aku kalau dia sering
mentionsnan sama cewe dan isinya itu menunjukan bahwa dia akrab sekali. Ka
fauzan memang sekarang sedang deket sama cewe itu. Entah apa yang ada di
pikiran aku, saat aku baca mentionsnya rasa nyesek itu ga ada sama sekali
karena aku udah sering ngeliat dia seperti itu.
Seminggu kemudian saat hari pertama UAS. Matahari pagipun
menyambut aku dengan sinar silaunya. Ayam tetangga ku pun ikut berkokok untuk
memastikan bahwa aku sudah bangun dari tidur nyenyak ku. Dan saat membuka mata.
Hati, pikiran, semuanya tertuju kepadanya, kepada siapa lagi ya pasti fauzan.
Deg degkan pun mulai berdebar dan saat menginjakan kaki di sekolah rasanya aku pengen
pulang lagi.
“Riri….” Suara cempereng itu
terdengar, suara yang tidak asing, siapa lagi kalau bukan suara septi.
“Apa Sept” dengan nada yang
lemas.
“Lemes amat mau ketemu si
itu, haha..” dengan nada meledek.
“Kamperet, udah lupain aja.
Putus !” akupun langsung berkata seperti itu.
Selang beberapa menit diapun datang dan dia langsung
duduk di depan kelas aku bersama dengan temannya. Aku pun langsung salah
tingkah, setiap mau kekelas tari dan septi rasanya tuh malu karena ka fauzan
sekelas denganya. Menurut aku ka fauzan manis banget hari ini. Karena sering
smsan, aku pun jadi sungkan kalau bertemu dengannya. Aku pun kalau mau masuk
kelas septi dan tari harus bertanya dulu kepada mereka ada ka fauzan tidak.
Dia sering sekali bermain bola saat jam istirahat, iya
memang dia adalah anak ekskul futsal. Bersama dengan teman-temannya dia bermain
dan jago sekali menurut aku. Kata teman ku sih kalau aku lagi bengong dia selalu
ngeliatin aku dari jauh. Tapi karena aku ga mau ke geeran. Aku bilang aja
bohong. Sekarang semuanya tersa kebalikan, dari yang tadinya hanya aku yang
melihatnya dari jauh sekarang dia juga sama denganku sekarang.
Saat aku tidak bergabung
bersama teman-teman aku. Aku pun ke kantin bersama teman aku. Namanya novi,
Kita jajan bareng di kantin. Saat dia mengajak aku untuk ngeliatin orang yaitu
cowo. Cowo itu langsung kegeeran sekali saat kita liatin. Novi pun berinisiatif
mengajak teman aku untuk ngadu melotot, yang paling lama ga kedip dia di beliin
es. Novi pun menang dan dia pun di belikan es oleh temanku itu.
Saat aku kembali dari kantin, aku pun langsung gabung
bersama teman-teman sekelas aku. Salah satu teman aku bilang ke aku bahwa
fauzan kaya nyariin aku saat aku tidak bergabung dengan mereka. Pada saat dia bermain
gitar dia selalu melihat kearah mereka dan seperti mencari seseorang. Reaksi aku
pun menganggapnya bercanda. Banyak orang yang bilang kalau ka fauzan selalu
ngeliatin aku, mungkin karena aku sms dia kali ya.
Sudah mulai terbiasa, mulai terbiasa untuk mondar-mandir
masuk kelas tari dan septi. Saat aku manggil septi dengan sebutan asep. Dia dan
teman-temannya pun menertawaiku sambil berkata “Cieee… asep dipanggil-panggil”
Apa ? ada yang namanya asep, maksudku
bukan asep itu tapi teman ku.
Setiap selesai ulangan aku selalu duduk di depan kelas ka
fauzan dengan teman-temanku. Saat menuju kearah tempat tongkrongan kita, aku
berpapasan dengannya di depan pintu, hampir aja aku nabrak dia. Seperti biasa aku
hanya bisa ngelihat dia dari ke jauhan. Ka fauzan apa kamu tau perasaan aku
sekarang. Apa kamu bisa ngehargain persaan aku sekarang. Mungkin engga, dari
sms kamu yang cuman bilang “Ga” itu udah ngejawab semua perasaan kamu ke aku.
Perlahan aku mulai ngelupain dia tapi itu susah. Terbiasanya aku dengan sikap
dinginnya kamu ngebuat aku lebih tegar lagi hadapin kamu ka. Sikap dingin kamu
tuh ngebuat aku semakin penasaran dan membuatku semakin sayang padamu.
Sampai suatu saat aku denger kabar berita
kalau mantan dia mau pindah lagi ke cikarang dan sekolah di SMA ini lagi. Semua
masalah bertubi tubi aku dengarnya, dari mulai kalau dia sering PHPin cewe, dia
deket sama banyak cewe, dan masih banyak lagi. Aku wajarin itu karena aku tau
dia sedang mencari yang terbaik dari
yang paling baik buatnya dan percayalah bahwa aku yang terbaik buat dia, aku
yang bisa nerima dia apa adanya.
Saat
dia mendengar kabar itu, ka fauzan langsung senyum-senyum sendiri. Iya dia
memang masih belum bisa move on dari mantannya itu. Mantannya itu sangat baik,
lembut, dan sangat cantik. Aku coba buat ikhlas ko kalau mantannya itu balik
lagi sama dia. Karena sampai sekarang aku minder kalau ngomongin tentang
mantannya.
Ada 3
pelajaran tapi karena disamain sama kelas sepukamuh yang lain jadi berasa ada 4
pelajaran Ka fauzan hanya 3 pelajaran tapi dia pulang duluan. Saat aku keluar
karena sudah selesai mengerjakan ulangan. Aku pun ingin gila-gilaan bersama
teman-temanku. Aku duduk di tengah lapangan karena aku pikir kalau kaka kelas
semuanya sudah pulang termasuk ka fauzan. Lalu dia muncul seperti hantu dan
otomatis dia melihat kearah aku. Malunya aku setengah mampus.
“Ye…
dua hari lagi…” dengan kencengannya aku berkata seperti itu. Memang dua hari
lagi selesai UAS. Aku pun mulai berpikir dengan selesainya UAS aku tidak akan pernah
ngeliat dia dari deket, tidak bisa ngeliat dia sedeket ini, akan jarang bisa
ngeliat dia seperti ini. Ka fauzan begitu berartinya buat aku.
Saat
pulang sekolah aku duduk di dekat kelasku dan ka fauzan pun keluar dari
kelasnya.
“Ka fauzan bawa laptopkan ? Pinjem
dong aku mau ngerjain tugas” teman aku pun berkata seperti itu. Aku pun
terkejut dia pun duduk didekat aku. Semua teman-teman akupun bersorak
mencieciekan aku. Aku malu dan langsung pindah ketempat lain.
“Tar juga kalau ga ada
orangnya laptopnya di cium-ciumin” Temen aku dengan oonnya berkata seperti itu
di depan ka fauzan. Aku pun hanya bisa terdiam dengan semua perkataan mereka.
Aku malu sekali saat itu. Sudah tinggal dua hari lagi.
Semuanya sangat berarti bagi aku.
Kenangan yang satu ini tidak akan pernah aku lupain. Walaupun cuman
begini, seminggu ini sangat berarti buat ku. Seminggu bersama ka fauzan.
Setelah seminggu aku tidak sms. Aku coba untuk sms dia
lagi dan kagetnya ternyata dia udah mulai tidak jutek lagi..
“Ka” aku pun sms dia begitu.
Bersambunggg....
No comments:
Post a Comment