Sunday, February 24, 2013

SENIOR HIGH SCHOOL (part 4)


Semakin seringnya aku smsan sama dia, hampir setiap hari. Sampai saatnya, saat aku sms dia. Pada saat itu aku bilang “Maaf” dia hanya bilang “Iya woles” seenak jidat kan dia berkata seperti itu dan aku bilang “Beneran?” lalu dia membalas “Ga” ß itu kata-kata yang sampai detik ini selalu buat aku berpikir dua kali untuk sms dia.
            H-2 menuju UAS ka fauzan bermain bola. Memang pada hari itu guru-guru sedang rapat membicarakan UAS. Kelas aku yang berada di depan lapangan, ya otomatis ngeliat dia main bola bersama dengan teman-temannya. Aku, tari, dan septi duduk di bawah pohon sambil memandanginnya. Gollll… dengan kerasnya dia berkata seperti itu, dia meloncat ke girangan mana kalah dia memasukan bola ke gawang. Dia memang sangat jago dalam hal sepak bola.
            Saat malam aku ngedenger dari temen aku kalau dia sering mentionsnan sama cewe dan isinya itu menunjukan bahwa dia akrab sekali. Ka fauzan memang sekarang sedang deket sama cewe itu. Entah apa yang ada di pikiran aku, saat aku baca mentionsnya rasa nyesek itu ga ada sama sekali karena aku udah sering ngeliat dia seperti itu.
            Seminggu kemudian saat hari pertama UAS. Matahari pagipun menyambut aku dengan sinar silaunya. Ayam tetangga ku pun ikut berkokok untuk memastikan bahwa aku sudah bangun dari tidur nyenyak ku. Dan saat membuka mata. Hati, pikiran, semuanya tertuju kepadanya, kepada siapa lagi ya pasti fauzan. Deg degkan pun mulai berdebar dan saat menginjakan kaki di sekolah rasanya aku pengen pulang lagi.
“Riri….” Suara cempereng itu terdengar, suara yang tidak asing, siapa lagi kalau bukan suara septi.
“Apa Sept” dengan nada yang lemas.
“Lemes amat mau ketemu si itu, haha..” dengan nada meledek.
“Kamperet, udah lupain aja. Putus !” akupun langsung berkata seperti itu.
            Selang beberapa menit diapun datang dan dia langsung duduk di depan kelas aku bersama dengan temannya. Aku pun langsung salah tingkah, setiap mau kekelas tari dan septi rasanya tuh malu karena ka fauzan sekelas denganya. Menurut aku ka fauzan manis banget hari ini. Karena sering smsan, aku pun jadi sungkan kalau bertemu dengannya. Aku pun kalau mau masuk kelas septi dan tari harus bertanya dulu kepada mereka ada ka fauzan tidak.
            Dia sering sekali bermain bola saat jam istirahat, iya memang dia adalah anak ekskul futsal. Bersama dengan teman-temannya dia bermain dan jago sekali menurut aku. Kata teman ku sih kalau aku lagi bengong dia selalu ngeliatin aku dari jauh. Tapi karena aku ga mau ke geeran. Aku bilang aja bohong. Sekarang semuanya tersa kebalikan, dari yang tadinya hanya aku yang melihatnya dari jauh sekarang dia juga sama denganku sekarang.